6 Bulan sebelum 22 Tahun Usia di Dunia.
Tulisan ini ditulis langsung oleh pemilik nama Intan Irma Damayanti, bayi mungil yang bertarung antara hidup dan mati bersama hembusan nafas ibunya dan juga darah yang terus mengalir bersama operasi yang sedang berjalan. tangis yang memenuhi kamar lantai satu ujung lorong di pagi hari kamis 2002 itu memecahkan dinginnya hati abah, ibu juga kakek dan nenek yang tidak berhenti berzikir menyebut asma-Nya.
"Salah satu dari mereka bisa saja ada yang tidak selamat karena kondisinya sudah sama-sama lemah" dokter Rumah sakit bersalin yang cekatan memvonis ibu juga si jabang bayi.
Ibu bertarung dengan alat medis juga usaha para dokter, tapi ada yang lebih penting yaitu kuasa-Nya. Ibu juga berharga bagi kedua orang tuanya, tapi bagi kakek dan nenek cucu pertama mereka adalah bayi mungil yang diidamkan kehadirannya. semua orang melangit kan doanya, jika ada doa yang paling tulus maka itu adalah doa orang-orang yang berada di rumah sakit.
"Alhamdulillah" semua kompak mengucap tahmid saat ibu dan bayinya selamat.
Ibu menitikan air matanya, air mata yang orang bilang ungkapan bahagia, air mata yang akan menjadi saksi hingga di Jannah-Nya betapa beliau adalah orang tua yang hebat.
Kamis, 29 Februari 2024
genap 6 bulan sebelum usiaku genap 22 tahun, 29 Februari yang akan datang empat tahun lagi dengan aku yang semoga lebih baik dan lebih stabil dari hari ini.
Februari kali ini dengan delapan mata kuliah 24 SKS di semester terakhirku di Universitas Terbuka Surakarta, akan menjadi tahun terakhir aku menghabiskan masa-masa bekerja sambil kuliah dengan segala cerita di dalamnya, Alhamdulillah.
Februari yang semoga lebih baik lagi dalam menempatkan diri, semoga langkah kaki kian gigih menapak tanah, semoga akan selalu ada hal baik dari keputusan yang diambil di bulan februari, semoga.
Februari,
Semoga di Februari berikutnya akan banyak doa baik yang menanti, tidak peduli berapa banyak tangis yang sudah terjatuh di tahun ini, tapi Februari tahun berikutnya mari usahakan bahagia dalam kesederhanaan itu, Bismillah.
Februari yang tanggal 29 akan terulang empat tahun lagi, akan aku baca kembali tulisan tangan milik gadis kecil abah ini, tulisan yang tidak akan dunia lirik karena hanya ditulis sebagai bentuk kasih pada diri sendiri, tulisan dengan berbagai harap yang menggema di kepala dan doa-doa di langit sana.
Teruntuk Intan di Februari empat tahun berikutnya :
1. Semangat bertumbuh lagi dan lagi, tidak peduli seberat apapun hambatan yang menghampiri, rumusnya ; kalau kita takut, cemas, dan grogi saat melakukan sesuatu yang baik artinya kita sedang bertumbuh dari kita yang kemarin.
2. Semangat menebar kebaikan dimanapun dan kepada siapapun, kesampingkan harapan memperoleh balasan yang sama, sebab kita hanya memiliki kendali mengontrol diri sendiri.
3. Semangat bangkit dan melangkah kembali saat rasa malas, lelah, dan tertinggal menghampiri, percayalah bahwa setiap orang memiliki jalannya sendiri, tidak ada kata terlambat dalam meraih mimpi, semangat berusaha dan berdoa lagi dan lagi.
4. Berjanjilah untuk tetap bertumbuh lebih baik sepanjang hari dengan tidak mengikuti kata orang lain, tidak memenuhi keinginan orang lain, dan tidak dalam kendali orang lain.
Teruntuk aku yang masih dalam proses pendewasaan, semoga langkahmu dijaga dari langkah yang menyesatkan, terjauh dari langkah-langkah yang merugikan. semoga akan ada banyak kebaikan dan hal-hal baik yang menghampiri.
Aamiin allahumma aamiin.
Komentar
Posting Komentar